NOVEL THE RAID
"SERBUAN MAUT"
Ditulis oleh Johanes Pramudio Ananto
Dibantu oleh Thomas Dwi Virgiawan
Cerita asli oleh Gareth Evans, direktur film "The Raid: Redemption"
Bab 1
--------- Karena Silat, jadi sombong. ----------
Orang-orang bilang kalau kejahatan yang kejam tidak akan pernah dikalahkan oleh kebaikan
SALAH
Liatlah cerita ini
Ada kisah tentang seorang pelajar silat bernama Rama. Dia baik, pintar dan pelajar yang tekun.
Dia sekolah di sekolah silat di sekitar Jakarta selatan. Pada hari pertama pada semester dua pelajaran Silat dia, ia bertemu dengan teman barunya, Eko, seorang murid pelajar silat juga yang sekamar dengan Rama.
Mereka bertemu di kelas pertamanya, sesudah kenal mereka langsung berbicara seperti sahabat.
Rama bertanya kepada Eko, "Kenapa lu milih pelajaran Silat, Ko?" Eko menjawab, "Untuk membela diri dari kejahatan." Rama bertanya lagi, "Terus, sesudah ini, lu ingin jadi apa?" Eko bilang, "Jadi guru silat, Ram."
Rama terkejut dan mengajukan cita-citanya sendiri kepada Eko, Rama ingin menjadi seorang polisi yang hebat. Sesudah 35 menit mengobrol, datanglah guru mereka, Pak Udin Dodo, yang akan mengajarkan teknik-teknik bela diri Silat ke murid-murid. Pak Dodo menanyakan kepada kelas, "Apa yang dimaksud Silat, murid-murid?" Semua murid di kelas termasuk Rama dan Eko menjawab, "Pencak artinya unsur seni dan penampilan keindahan gerakan sedangkan Silat artinya inti ajaran bela diri dalam pertarungan."
"Bagus" kata Pak Dodo, "Kalau begitu, kita mulai dengan perkenalan. Nama bapak Pak Udin Dodo, bapak dulu sekolah disini juga dan mendapat beasiswa untuk mengajar Silat disini. Bapak sudah mengajar Silat dalam waktu 5 tahun. Di kelas ini siapa yang paling mengerti ilmu Pencak Silat?"
Ketika Rama ingin menunjuk tangan, ada satu murid yang secara sombong menunjuk tangan lebih dahulu, bernama Jared, murid Silat terkenal di sekolah. Lalu Pak Dodo menanyakan Jared, "Apakah benar kamu yang paling mengerti ilmu Pencak Silat?" Beberapa murid setuju, tetapi Eko tidak. Rama menanya Eko "Kenapa lu gak setuju, Ko?". "Si Jared sombong orangnya, ngapain setuju ama pendekar Silat sombong?"
Rama menyarankan, "Walaupun orang sombong, lu tetep harus hargain. Kayak misalnya lu disetrap di depan kelas, lu maunya gimana? Temen-temen lu ngejek lu, atau milih, lu tetep dihargain ama temen-temen lu?"
Eko bales, "Ah lu juga pasti entar gitu Ram, kalo lu udah lama temenan ama dia." Setelah pelajaran selesai, Pak Dodo mengasihi pelajaran tambahan yaitu "Praktek Silat" di sebuah lapangan yang sudah didirikan pada tahun 1940-an. Rama, Eko, Jared, dan 3 murid lainnya (Rudi, Joni, dan Samuel) menerima tambahannya dan mengikuti Pak Dodo setelah keluar kelas. Di pelajaran "Praktek Silat", disini bener-bener kejam dan bahaya bagi pemula Pencak Silat. Pelajarannya adalah mempraktekan hasil materi Silat yang dipelajari oleh murid kepada murid lainnnya. Sebetulnya ini seperti permainan, karena aturannya cuma saling mempraktek teknik Silat dan bertarung seperti pendekar Silat asli. Karena ke-enam muridnya mundur, Pak Dodo bilang, "Yang mau keluar, mundur, yang mau lanjut, maju ke depan dan pukul kepala saya." Tidak ada yang maju selama 5 menit. Karena Pak Dodo sudah marah - marah berteriak, Rama maju agar ke-lima temannya tidak diteriakin. "Kenapa hanya kamu yang berani maju?" ajukan Pak Dodo kepada Rama. Rama membalas "Karena saya tidak mau kawan-kawan saya yang lemah dimarahin tanpa alasan penting!"
"Kalau begitu, kamu adalah murid yang paling berani saya pernah melihat selama 5 tahun ajaran saya, Ram." dikatakan oleh Pak Dodo. Jared langsung terkejut iri hati ke Rama. Pak Dodo memegang kepala Rama dan bilang "Ajarkan saya untuk mengajar dengan benar, Rama."
"Tidak usah, Pak. Yang dikatakan bapak tadi hanya memberikan kawan ku pelajaran, tapi tidak merubahkan posisi saya di pelajaran ini, Pak. Jadi, saya tetap diajar, dan Bapak tetap mengajar."
Eko langsung gembira karena perbuatan temannya yang berani berkata itu kepada guru galaknya.
Pak Dodo menyuruh Rama untuk kembali ke barisan dan mempanggil Jared kedepan.
"Katanya kamu yang terbaik disini Jared, kamu aja tidak berani untuk berkata seperti Rama! Ayo! Kamu pukul badanku 50 kali, 100 kali kalo diperlukan!" Jared memukul tubuh Pak Dodo selama 60 kali dan sudah lelah untuk melanjutkan pemukulannya, dia terjatuh ke lantai lapangan. Pak Dodo berkata, "Kamu cuma bisa memukul lawan kamu 60 kali? Kalo kau ditengah pertarungan besar bagaimana Jared?!"
"Rama, coba kamu kesini", dibilang Pak Dodo. Pak Dodo menyuruh Rama untuk menendang tubuh Pak Dodo selama 25 kali. Rama menendang tubuh Pak Dodo selama 50 kali, dan tubuh Pak Dodo terlihat lemas dan tidak kuat untuk menahan tendangan Rama lagi. Pak Dodo menyerah, dan mengucap selamat pada Rama. Setelah pelajaran selesai dengan 2 jam, Jared mendatangi Rama dan menjatuhi Rama dengan cara menendang kaki kirinya sehingga kaki kirinya Rama terseleo. Jared berteriak, "Awas lu Ram, lu ga bisa nyuri kehebatan Silat gua, gua udah disini selama 2 tahun! Mana mungkin lu bisa ngejar gua!" Eko dateng untuk membantu Rama berdiri dan berkata "Ga usah sembarangan lu Jar! Lu sendiri aja masih capek mukulin orang 60 kali!" Rama menghibur Eko dan juga Jared, tapi Jared masih tetap musuhan dengan Rama.
Jared langsung menyingkir dan pergi balik ke asrama laki-laki. Eko bawa Rama ke UKS sekolah, disitu ia bertemu perempuan cantik bernama Maria yang merawat kakinya Rama di ruang UKS. Eko sudah mempunya feeling kalau Rama senang dengan tampaknya Maria. Setelah selesai dirawat, Eko langsung bertanya ke Rama kalau Rama sebetulnya suka gak ya sama Maria. Setelah 2 tahun, Rama dan Eko sudah menyelesaikan 3 semester mereka, dan tinggal 1 semester tersisa. Rama mendapat ranking 1 di papan tertulis
Ranking yang tertulis seperti dibawah :
1. Rama
2. Jared
3. Eko
4. Haliad
5. Rudi
6. Samuel
7. Edi
8. Joni
9. Adit
10. Panjul
Rama gembira karena bisa mencapai ranking 1, Jared menyesal selama ini dia males praktek, dan Eko bersyukur bisa ranking 3 dan gembira juga karena sahabatnya mendapat ranking pertama.
Akibat orang sombong ya gitu, seperti yang kena di Jared.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar